Ciri Teks Akademik (Relasional Identifikatif dan Atributif)
PENJABARAN CIRI TEKS AKADEMIK
RELASIONAL IDENTIFIKATIF DAN ATRIBUTIF
DALAM DEFINISI
DISUSUN OLEH : KELOMPOK
NAMA ANGGOTA :
ELVA ANGGRAENI 05021181621014
FELIX GEOFANNY DAMANIK 05021181621001
ICHI BALQIS FIRDAUSI 05021181621016
MERI SURANTI 05021281621046
RAKA PRADANA 05021281621030
RATNA WIDIA NINGSIH 05021181621082
JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVRSITAS SRIWIJAYA
2016
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb
Alhamdulillah, puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt. Karena atas rahmat dan karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik. Tak lupa pula shalawat serta salam kami haturkan kepada Nabi kita Muhammad Saw. Semoga kita tetap menjadi pengikutnya hingga akhir zaman. Aamiin. Laporan ini kami buat serapi mungkin dengan tujuan memberikan pengetahuan dan pemahaman mengenai penjabaran salah satu ciri teks akademik yakni “Memanfaatkan Proses Relasional Identifikatif dan Proses Relasional Atributif”. Harapa
n kami setelah pembuatan laporan ini, generasi penerus kami dapat menjadikan laporan ini sebagai referensi. Yakni sebagai acuan dalam pembuatan laporan sehingga penyusun materi akan terhidar dari berbagai kesalahan yang bisa terjadi kapan saja dan dimana saja.
Wassalamu’alaikum wr.wb
Indralaya, 16 November 2016
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Teks akademik adalah teks yang berwujud dalam berbagai jenis. Seperti jenis buku, ulasan buku, proposal penelitian, laporan penelitian, laporan praktikum, dan artikel ilmiah. Jenis-jenis tersebut merupakan genre makro yang masing-masing didalamnya terkandung campuran dari beberapa genre mikro seperti deskripsi, laporan, prosedur, eksplanasi, eksposisi, dan diskusi. Genre makro adalah genre yang digunakan untuk menamai sebuah jenis teks secara keseluruhan, dan genre mikro adalah sub genre yang lebih kecil yang terdapat di dalamnya dan dipayungi oleh genre makro. Teks akademik atau yang juga sering disebut teks ilmiah berbeda dengan teks nonakademik atau teks nonilmiah. Teks akademik dan teks nonakademik ditandai oleh ciri-ciri tertentu. Untuk membedakan keduanya, kita harus menelusuri ciri-ciri tersebut. Dengan memahami ciri-ciri teks akademik, kita akan merasa yakin bahwa jenis teks tersebut memang penting bagi kehidupan akademik kita. Terbukti bahwa dalam menjalani kehidupan akademik, kita harus membaca dan mencipta teks akademik.
Perbedaan antara teks akademik dan teks nonakademik perlu dijelaskan secara memadai dengan mengidentifikasi ciri-ciri yang ada. Pendapat tentang teks akademik yang berkembang selama ini adalah bahwa teks akademik mempunyai ciri-ciri antara lain sederhana, padat, objektif, dan logis (Lihat misalnya Sudaryanto, 1996, Moeliono, tanpa tahun; Moeliono, 2004). Akan tetapi, selama ini pula belum terdapat bukti-bukti empiris yang diajukan untuk memberikan penjelasan yang memadai secara linguistik tentang pengertian sederhana, padat, objektif, dan logis itu (Wiratno, 2012). Akibatnya, ciri-ciri tersebut biasanya hanya dipahami secara naluri tanpa didasarkan pada data atau teori tertentu. Kita, sebagai insan akademik, tentu harus dapat menjelaskan hal itu secara akademik berdasarkan argumen yang kuat. Sebagai kata-kata sehari-hari, sederhana, padat, objektif, dan logis memang mudah dipahami. Seperti terdaftar di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara denotatif, sederhana berarti “bersahaja, tidak berlebih-lebihan, atau tidak banyak seluk beluknya (kesulitan dsb)”; padat berarti “sangat penuh hingga tidak berongga, padu atau mampat”; objektif berarti “mengenai keadaan yang sebenarnya tanpa dipengaruhi pendapat atau pandangan pribadi”; dan logis berarti “sesuai dengan logika, benar menurut penalaran, atau masuk akal” (Pusat Bahasa, 3rd Ed., 2001:793, 809, 1008).
Namun demikian, tahukah Anda bahwa pada konteks teks akademik, kata-kata tersebut tidak lagi merupakan kata-kata sehari-hari, tetapi telah menjadi istilah teknis yang perlu dijelaskan secara akademik berdasarkan teori yang dapat dipertanggungjawabkan? (Wiratno, 2012). Dengan penjelasan yang memadai secara linguistik, orang tidak lagi menduga-duga atau mendasarkan diri pada naluri yang tidak dapat diukur. Selain ciri-ciri di atas, masih terdapat sejumlah ciri teks akademik yang juga perlu dijelaskan secara memadai.
Rumusan Masalah
Berdasarkan penjabaran diatas, didapatlah sebuah rumusan masalah yakni :
Apa saja ciri teks akademik yang dapat membedakannya dengan teks non akademik?
Jabarkan salah satu ciri teks tersebut.
Tujuan
Mengetahui cirri teks akademik.
Dapat menjabarkan ciri teks akademik.
BAB II
PEMBAHASAN
Penguraian Ciri Teks Akademik
Ciri-ciri teks akademik diantaranya adalah :
Bersifat Sederhana dalam Struktur Kalimat,
Padat Informasi,
Padat Kata Leksikal,
Banyak Memanfaatkan Nominalisasi,
Memanfaatkan Metafora Gramatika melalui Ungkapan Inkongruen,
Banyak Memanfaatkan Istilah Teknis,
Bersifat Taksonomik dan Abstrak,
Banyak Memanfaatkan Sistem Pengacuan Esfora,
Memanfaatkan Proses Relasional Identifikatif dan Proses Relasional Atributif, dan sebagainya.
Teks Akademik Bersifat Monologis dengan Banyak Mendayagunakan Kalimat Indikatif-Deklaratif,
Teks Akademik Memanfaatkan Bentuk Pasif untuk Menekankan Pokok Persoalan, bukan Pelaku; dan Akibatnya, Teks Akademik Menjadi Objektif, bukan Subjektif,
Teks Akademik Seharusnya tidak Mengandung Kalimat Minor,
Teks Akademik Seharusnya tidak Mengandung Kalimat Takgramatikal,
Teks Akademik Tergolong ke dalam Genre Faktual bukan Genre Fiksional.
Penjabaran Salah Satu Ciri Teks Akademik
Disini point yang akan kami jabarkan adalah point ke sembilan (i) dengan tema “Memanfaatkan Proses Relasional Identifikatif dan Proses Relasional Atributif”. Berikut Penjabarannya :
Dari beberapa ciri teks tersebut. Terdapat dua jenis proses relasional, yaitu proses relasional identifikatif dan proses relasional atributif. Proses relasional identifikatif merupakan alat yang baik untuk membuat definisi atau identifikasi terhadap sesuatu, sedangkan Proses relasional atributif merupakan alat yang baik untuk membuat deskripsi dengan menampilkan sifat,ciri, atau keadaan benda yang dideskripsikan. Wignell, Martin dan Eggins (1993:149-152) menyatakan bahwa biasanya definisi dibuat terhadap istilah teknis. Namun demikian, tidak semua istilah teknis yang terdapat di teks-teks akademik, terutama istilah teknis yang belum umum, didefinisikan atau diidentifikasikan. Padahal melalui proses relasional identifikatif, definisi semacam itu dapat dibuat dengan baik.
Selain itu, melalui proses relasional identifikatif itu, definisi juga berfungsi untuk mentransfer pengetahuan umum ke dalam pengetahuan yang lebih khusus (Martin, 1993b:209-210). Kenyataan tentang sedikitnya istilah teknis yang didefinisikan pada teks-teks akademik itu menyebabkan teks-teks tersebut, secara ideasional cenderung sulit dicerna. Di pihak lain, mengenai pentingnya proses relasional atributif untuk membuat deskripsi pada teks akademik, dapat dinyatakan bahwa menampilkan sifat, ciri, atau keadaan pokok persoalan yang diketengahkan berarti membuat deskripsi tentang pokok persoalan. Untuk mempermudah pemahaman mengenai proses relasional identifikatif dan atributif, mari kita simak kedua contoh berikut yang dapat digunakan untuk membedakan antara relasional identifikatif dan atributif.
Kalimat Identifikatif
Usia adalah bagian dari eksistensi yang dihitung dari awal kelahiran sampai titik waktu tertentu.
Kalimat Atributif
Usia merupakan salah satu faktor demografi yang mempengaruhi diferensiasi tenaga kerja dalam sikap dan perilaku.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Perbedaan dari proses relasional Identifikatif dan Atributif dapat dilihat dari pendefinisian sebuah kalimat. Relasional Identifikatif lebih berfokus definisi dari subjek maupun objeknya, sedangkan Atributif lebih berfokus pada pendeskripsiannya.
melalui proses relasional identifikatif, definisi dapat mentransfer pengetahuan umum ke dalam pengetahuan yang lebih khusus.
Pada proses relasional Atributif, untuk membuat deskripsi pada teks akademik, dapat dinyatakan dengan menampilkan sifat, ciri, atau keadaan pokok persoalan yang diketengahkan artinya membuat deskripsi tentang pokok persoalan.
Saran
Sebaiknya pembentukan kelompok pada presentasi tidak telalu banyak sehingga anggota kelompoknya bisa ideal. Selain itu, kelompok yang terlalu banyak juga membutuhkan waktu yang panjang untuk melakukan pemaparan (presentasi). Ini menyebabkan mahasiswa yang tergabung dikelompok akhir cenderung enggan untuk mendiskusikan lebih awal. Menurut kami, kelompok yang terlalu banyak tidak efektif.
RELASIONAL IDENTIFIKATIF DAN ATRIBUTIF
DALAM DEFINISI
DISUSUN OLEH : KELOMPOK
NAMA ANGGOTA :
ELVA ANGGRAENI 05021181621014
FELIX GEOFANNY DAMANIK 05021181621001
ICHI BALQIS FIRDAUSI 05021181621016
MERI SURANTI 05021281621046
RAKA PRADANA 05021281621030
RATNA WIDIA NINGSIH 05021181621082
JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVRSITAS SRIWIJAYA
2016
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb
Alhamdulillah, puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt. Karena atas rahmat dan karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik. Tak lupa pula shalawat serta salam kami haturkan kepada Nabi kita Muhammad Saw. Semoga kita tetap menjadi pengikutnya hingga akhir zaman. Aamiin. Laporan ini kami buat serapi mungkin dengan tujuan memberikan pengetahuan dan pemahaman mengenai penjabaran salah satu ciri teks akademik yakni “Memanfaatkan Proses Relasional Identifikatif dan Proses Relasional Atributif”. Harapa
n kami setelah pembuatan laporan ini, generasi penerus kami dapat menjadikan laporan ini sebagai referensi. Yakni sebagai acuan dalam pembuatan laporan sehingga penyusun materi akan terhidar dari berbagai kesalahan yang bisa terjadi kapan saja dan dimana saja.
Wassalamu’alaikum wr.wb
Indralaya, 16 November 2016
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Teks akademik adalah teks yang berwujud dalam berbagai jenis. Seperti jenis buku, ulasan buku, proposal penelitian, laporan penelitian, laporan praktikum, dan artikel ilmiah. Jenis-jenis tersebut merupakan genre makro yang masing-masing didalamnya terkandung campuran dari beberapa genre mikro seperti deskripsi, laporan, prosedur, eksplanasi, eksposisi, dan diskusi. Genre makro adalah genre yang digunakan untuk menamai sebuah jenis teks secara keseluruhan, dan genre mikro adalah sub genre yang lebih kecil yang terdapat di dalamnya dan dipayungi oleh genre makro. Teks akademik atau yang juga sering disebut teks ilmiah berbeda dengan teks nonakademik atau teks nonilmiah. Teks akademik dan teks nonakademik ditandai oleh ciri-ciri tertentu. Untuk membedakan keduanya, kita harus menelusuri ciri-ciri tersebut. Dengan memahami ciri-ciri teks akademik, kita akan merasa yakin bahwa jenis teks tersebut memang penting bagi kehidupan akademik kita. Terbukti bahwa dalam menjalani kehidupan akademik, kita harus membaca dan mencipta teks akademik.
Perbedaan antara teks akademik dan teks nonakademik perlu dijelaskan secara memadai dengan mengidentifikasi ciri-ciri yang ada. Pendapat tentang teks akademik yang berkembang selama ini adalah bahwa teks akademik mempunyai ciri-ciri antara lain sederhana, padat, objektif, dan logis (Lihat misalnya Sudaryanto, 1996, Moeliono, tanpa tahun; Moeliono, 2004). Akan tetapi, selama ini pula belum terdapat bukti-bukti empiris yang diajukan untuk memberikan penjelasan yang memadai secara linguistik tentang pengertian sederhana, padat, objektif, dan logis itu (Wiratno, 2012). Akibatnya, ciri-ciri tersebut biasanya hanya dipahami secara naluri tanpa didasarkan pada data atau teori tertentu. Kita, sebagai insan akademik, tentu harus dapat menjelaskan hal itu secara akademik berdasarkan argumen yang kuat. Sebagai kata-kata sehari-hari, sederhana, padat, objektif, dan logis memang mudah dipahami. Seperti terdaftar di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara denotatif, sederhana berarti “bersahaja, tidak berlebih-lebihan, atau tidak banyak seluk beluknya (kesulitan dsb)”; padat berarti “sangat penuh hingga tidak berongga, padu atau mampat”; objektif berarti “mengenai keadaan yang sebenarnya tanpa dipengaruhi pendapat atau pandangan pribadi”; dan logis berarti “sesuai dengan logika, benar menurut penalaran, atau masuk akal” (Pusat Bahasa, 3rd Ed., 2001:793, 809, 1008).
Namun demikian, tahukah Anda bahwa pada konteks teks akademik, kata-kata tersebut tidak lagi merupakan kata-kata sehari-hari, tetapi telah menjadi istilah teknis yang perlu dijelaskan secara akademik berdasarkan teori yang dapat dipertanggungjawabkan? (Wiratno, 2012). Dengan penjelasan yang memadai secara linguistik, orang tidak lagi menduga-duga atau mendasarkan diri pada naluri yang tidak dapat diukur. Selain ciri-ciri di atas, masih terdapat sejumlah ciri teks akademik yang juga perlu dijelaskan secara memadai.
Rumusan Masalah
Berdasarkan penjabaran diatas, didapatlah sebuah rumusan masalah yakni :
Apa saja ciri teks akademik yang dapat membedakannya dengan teks non akademik?
Jabarkan salah satu ciri teks tersebut.
Tujuan
Mengetahui cirri teks akademik.
Dapat menjabarkan ciri teks akademik.
BAB II
PEMBAHASAN
Penguraian Ciri Teks Akademik
Ciri-ciri teks akademik diantaranya adalah :
Bersifat Sederhana dalam Struktur Kalimat,
Padat Informasi,
Padat Kata Leksikal,
Banyak Memanfaatkan Nominalisasi,
Memanfaatkan Metafora Gramatika melalui Ungkapan Inkongruen,
Banyak Memanfaatkan Istilah Teknis,
Bersifat Taksonomik dan Abstrak,
Banyak Memanfaatkan Sistem Pengacuan Esfora,
Memanfaatkan Proses Relasional Identifikatif dan Proses Relasional Atributif, dan sebagainya.
Teks Akademik Bersifat Monologis dengan Banyak Mendayagunakan Kalimat Indikatif-Deklaratif,
Teks Akademik Memanfaatkan Bentuk Pasif untuk Menekankan Pokok Persoalan, bukan Pelaku; dan Akibatnya, Teks Akademik Menjadi Objektif, bukan Subjektif,
Teks Akademik Seharusnya tidak Mengandung Kalimat Minor,
Teks Akademik Seharusnya tidak Mengandung Kalimat Takgramatikal,
Teks Akademik Tergolong ke dalam Genre Faktual bukan Genre Fiksional.
Penjabaran Salah Satu Ciri Teks Akademik
Disini point yang akan kami jabarkan adalah point ke sembilan (i) dengan tema “Memanfaatkan Proses Relasional Identifikatif dan Proses Relasional Atributif”. Berikut Penjabarannya :
Dari beberapa ciri teks tersebut. Terdapat dua jenis proses relasional, yaitu proses relasional identifikatif dan proses relasional atributif. Proses relasional identifikatif merupakan alat yang baik untuk membuat definisi atau identifikasi terhadap sesuatu, sedangkan Proses relasional atributif merupakan alat yang baik untuk membuat deskripsi dengan menampilkan sifat,ciri, atau keadaan benda yang dideskripsikan. Wignell, Martin dan Eggins (1993:149-152) menyatakan bahwa biasanya definisi dibuat terhadap istilah teknis. Namun demikian, tidak semua istilah teknis yang terdapat di teks-teks akademik, terutama istilah teknis yang belum umum, didefinisikan atau diidentifikasikan. Padahal melalui proses relasional identifikatif, definisi semacam itu dapat dibuat dengan baik.
Selain itu, melalui proses relasional identifikatif itu, definisi juga berfungsi untuk mentransfer pengetahuan umum ke dalam pengetahuan yang lebih khusus (Martin, 1993b:209-210). Kenyataan tentang sedikitnya istilah teknis yang didefinisikan pada teks-teks akademik itu menyebabkan teks-teks tersebut, secara ideasional cenderung sulit dicerna. Di pihak lain, mengenai pentingnya proses relasional atributif untuk membuat deskripsi pada teks akademik, dapat dinyatakan bahwa menampilkan sifat, ciri, atau keadaan pokok persoalan yang diketengahkan berarti membuat deskripsi tentang pokok persoalan. Untuk mempermudah pemahaman mengenai proses relasional identifikatif dan atributif, mari kita simak kedua contoh berikut yang dapat digunakan untuk membedakan antara relasional identifikatif dan atributif.
Kalimat Identifikatif
Usia adalah bagian dari eksistensi yang dihitung dari awal kelahiran sampai titik waktu tertentu.
Kalimat Atributif
Usia merupakan salah satu faktor demografi yang mempengaruhi diferensiasi tenaga kerja dalam sikap dan perilaku.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Perbedaan dari proses relasional Identifikatif dan Atributif dapat dilihat dari pendefinisian sebuah kalimat. Relasional Identifikatif lebih berfokus definisi dari subjek maupun objeknya, sedangkan Atributif lebih berfokus pada pendeskripsiannya.
melalui proses relasional identifikatif, definisi dapat mentransfer pengetahuan umum ke dalam pengetahuan yang lebih khusus.
Pada proses relasional Atributif, untuk membuat deskripsi pada teks akademik, dapat dinyatakan dengan menampilkan sifat, ciri, atau keadaan pokok persoalan yang diketengahkan artinya membuat deskripsi tentang pokok persoalan.
Saran
Sebaiknya pembentukan kelompok pada presentasi tidak telalu banyak sehingga anggota kelompoknya bisa ideal. Selain itu, kelompok yang terlalu banyak juga membutuhkan waktu yang panjang untuk melakukan pemaparan (presentasi). Ini menyebabkan mahasiswa yang tergabung dikelompok akhir cenderung enggan untuk mendiskusikan lebih awal. Menurut kami, kelompok yang terlalu banyak tidak efektif.
daftar pustakanya mana
BalasHapusDaftar pustaka nya mana
Hapus