Ada Cerita Dibalik Hijrah

7 Juli 2017

Teringat aku di suatu waktu..
Tanya seseorang yang ternyata memperhatikan perubahanku..
Meskipun tak sepatutnya ia memperhatikanku apalagi memberanikan diri menanyakan hal yang benar ku larang untuk ditanyakan..
Ah dia lawan jenis.. Rasa maluku kala itu tak ubahnya tumbuhan putri yang mengatup ketika disentuh..

Di antara dua shalat, sebuah pesan singkat mengomentari salah satu postinganku pada grup alumni.. Aku memang terbilang rajin mengirim pesan-pesan yang menurutku bermanfaat dan wajib disebarkan..

Aku yang baru selesai dengan bacaanku, sempat terhenti mengambil sepiring nasi lantaran pesan singkat masuk ponselku secara pribadi..

Bagaimana tidak, pesan tersebut dikirimkan oleh seorang pria yang tidak lain adalah teman karibku ketika SMA..

Kata-katanya memang sedikit..
Namun makna dari pertanyaannya itu yang membuatku kian gusar, dari tidak mau membalas jadi harus membalas pesan tersebut secepat mungkin..

Setelah salam, Ia melanjutkan kalimatnya dengan pertanyaan..
"apasih yang membuat kamu berubah? Sepertinya kamu udah ngerti banget arti kehidupan yang sesuai dengan syariat islam"

Kira-kira begitu kalimat tanyanya kala kuartikan dalam bahasa Indonesia..

Batinku bertanya..
Ada apa gerangan? Berani sekali Ia menghubungiku secara pribadi lantas bertanya seperti ini..

Alih alih tidak ingin menjawab, berubah menjadi keharusan..

Berfikir sejenak, kemudian kuberanikan diri mengetik balasan dengan harapan ia berhenti bertanya padaku tentang apapun itu..

Kuawali dengan jawaban salam kemudian sambutan prolog layaknya tulisan apik..

"Bisa jadi, yang kamu liat ini jauh lebih hina dari yang kamu bayangkan.
Bisa jadi, orang yang terlihat paling baik justru paling buruk akhlaknya..
Bisa jadi, orang yang terlihat paling dekat dengan Allah adalah orang yang paling jauh dari Allah..

Ya semua bisa saja terjadi, hanya saja orang-orang yang kamu lihat ini memiliki kekuatan lebih dibandingkan orang-orang yang tidak 'seperti ini' yang justru menebar aurat nan mengundang syahwat..

Ambil contoh pengenaan hijab, kerudung, bahkan cadar..

Ketika seseorang memutuskan untuk hijrah..
memutuskan untuk mempertebal bajunya..
merapatkan kainnya..
melebarkan pakaiannnya..

Saat itu mereka mengutamakannya bukan untuk dicap sebagai 'orang baik'..
Melainkan memncoba memperbaiki dan melindungi diri dengan tidak menampakkan aurat..

Hijabnya.. Ia gunakan sebagai tameng..
Tameng yang melindunginya kala kesempatan gila mengundang dosa..

Kerudungnya..
Adalah malunya..

Malu berbuat curang..
Malu berbuat picik..
Malu pacaran..
Malu segala hal yg memang dilarang dalam agama Islam..

Lalu, kenapa saya seperti ini??
Karena saya malu pada diri saya sendiri..
Terkhusus pribadi saya yang lama..

Kenapa saya seperti ini??
Ya, karena saya ingin melindungi diri saya..
Melindungi diri dari rayuan maut yg bisa datang kapan saja dan dimana saja..

Kenapa saya seperti ini?
Karena saya takut pada Allah..

Karena saya tidak siap ketika tiba-tiba.. Allah memanggil saya, namun amalan ini jauh dari kata layak..

Sungguh..
Hijabku bukan untuk menarik perhatian kaum-kaummu..
Aku hanya mencoba melindungiku juga kedua orang tuaku dari perihnya jahanam..

Semoga yg tertulis bukan sekedar tulisan, melainkan amalan yang meningkatkan iman..
Aamiin Allahuma Aamiin..
Wassalamu'alaykum wr wb"

M.S. 7/7/2017

Begitulah kira-kira jawabanku..
Teks yang Panjang.. Bahkan sangat panjang..
Aku bahkan tak peduli Ia berkenan membacanya atau tidak..
Kala itu aku hanya menginginkan jika Ia berhenti bertanya-tanya tentangku..

Nampaknya keinginanku itu benar tak sampai..
Ternyata Ia mengupas habis setiap kata pada kirimanku barusan..

Tak puas dengan jawabanku, kembali dirinya menimpali pertanyaan..

"memangnya kamu dulu kenapa? setauku kamu perempuan baik, lantas kenapa kamu membenci masa lalumu?"

Tanganku dibuat geram lantaran membaca balasannya..
Kenapa Ia begitu sibuk dengan perubahan seseorang.. Fikirku demikian..

Tak henti kalimat husnuzon kurasuki akal, menenangkan diri sembari berharap orang itu berniat baik.. Mungkin saja beliau ingin hijrah.. Sama seperti saya..

Kuketik lagi balasanku..
Yang mana balasan kali lebih singkat dibandingkan sebelumnya..

"Perempuan baik? Itu menurutmu. Banyak sekali alasanku yang semoga dengannya bisa menjawab pertanyaanmu..

Pertama, aku pacaran. Terlalu banyak dalil di alqur'an dan hadis yang membahas tentang zina.. Zina mata, zina hati, zina tangan.. Semua tentang zina..

Kedua, ketika SMA tak pernah ada batasan kala berbaur dengan kaum laki-laki..
Bahkan terparah.. Aku sering kali tertawa puas ketika bercanda dengan teman yang jelas bukan muhrim bagi saya..

Ketiga.. Seringkali aku berboncengan dengan laki-laki ketika pulang sekolah, pun dengan alasan 'jalan searah'..

Kini aku baru sadar bahwa semua hal yg kuanggap 'biasa' itu adalah pelanggaran..
Harusnya aku malu dan bersyukur masih diberi nikmat tinggal di Indonesia.. Bayangkan jika aku tinggal di negeri pasir.. Mungkin aku sudah mati dirajam..

Maaf sobat,  bukan maksudku membuka aib.. Hanya saja aku ingin ceritaku ini menjadi muhasabah.. baik untuk diri sendiri maupun orang lain..

Semoga cerita ini benar memuhasabah diri kita..
Aamiin Allahumma Aamiin.."

Lagi, kututup pesanku dengan salam..
Nampaknya tak ada lagi tanda penasaran..

Akhirnya kurasa tenang..
Pertanyaan-pertanyaan maut itu tak lagi membuat tanganku gempal..

Alhamdulillah semoga ceritaku ini bermanfaat.. Aamiin Allahumma Aamiim..

Salam Ukhuwah..
Meri Suranti




Komentar

Postingan Populer