Kadar Air, Bulk Density dan Ruang Pori Tanah

MAKALAH BIOFISIKA DAN MEKANIKA TANAH
(Kadar Air, Bulk Density Dan Ruang Pori Total)



logo-unsri

MERI SURANTI
05021281621046



JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2017

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb. Alhamdulillah, puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah swt. Karena atas rahmat dan karunia-Nya lah makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Tak lupa pula shalawat serta salam kita haturkan kepada Nabi kita Muhammad Saw. Semoga kita tetap menjadi pengikutnya hingga akhir zaman. Aamiin. Makalah ini dibuat serapi mungkin dengan tujuan memberikan pengetahuan dan pemahaman mengenai sifat fisik tanah. Dimulai dari Kadar Air tanah sampai ruang pori total pada tanah.
            Harapan penulis setelah pembuatan laporan ini, generasi penerus kami dapat menjadikan laporan ini sebagai referensi. Yakni sebagai acuan dalam pembuatan laporan sehingga penyusun materi akan terhidar dari berbagai kesalahan yang bisa terjadi kapan saja dan dimana saja. Wassalamu’alaikum wr.wb.


Indralaya,   Oktoberber  2017


        Penulis







BAB 1
PENDAHULUAN

1. 1        Latar Belakang
Tanah adalah komponen penting yang paling dibutuhkan manusia. Bagaimana tidak hampir semua hal dalam kehidupan melibatkan tanah. Mulai dari tempat berpijak, tempat mencari makan, tempat jual beli serta aktivitas lainnya. Oleh sebab itu, tidak heran jika sering kali bermunculan slogan dengan kata “kamu tidak ada apa-apa tanpa tanah” meskipun segala sesuatunya telah diatur Allah Swt. Melalui tanah kita bisa menikmati karunia Allah yang sangat berlimpah. Untuk itu, dibutuhkan sekali kesadaran dari masing-masing kita untuk saling menjaga tanah. Melindungi tanah dari pencemaran yang kelak merusak seluruh komponen tanah. Kita sadari saja akan asal kita yang diciptakan Allah dari tanah. Ketika tanah rusak, maka seluruhnya akan rusak. Kita tidak bisa makan, kita tidak bisa sekolah, tidak bisa bekerja dan beraktifitas lainnya. Kita tidak ada apa-apanya tanpa tanah, karena tanah adalah komponen utamanya.
Tanah adalah gejala alam permukaan daratan, membentuk suatu mintakat yang di sebut pedosfer, tersusun atas masa galis berupa pecahan dan lapukan batuan bercampur dngan bahan organik. Berlaianan dengan mineral, tumbuhan, dan hewan, tanah bukan suatu bentyk tedas. Di dalam pedosfer terjadi tumpang tindih dan saling tindak antar litosfer, atmosfer, hidrosfer, dan biosfer. Maka tanah dapat di sebut gejala lintas-batas antar berbagai gejala alam permukaan bumi.Di tinjau dari segi asal usul, tanah merupakan hasil alih rupa dan ahli tempat zat-zat mineral dan organik yeng berlangsung di permukaan daratan di bawah pengaruh faktor-faktor lingkungan yang berkerja selama waktu yang sangat panjang, dan berbentuk tubuh dengan organisasi dan morfologi tertentu. Volume ruang pori yang ada didalam tanah dinyatakan sebagai porositas total (Pt) dan didefinisikan sebagai fraksi dari volume total tanah yang ditempati oleh pori-pori. Porositas tanah sangat penting dalam berbagai aspek seperti pergerakan dan ketersedian air dan udara dalam tanah serta untuk tumbuh akar, dan aktivitas mikroba tanah.
Nilai Prositas tanah tanah selalu berbanding terbalik dengan nilai Berat Volume. Air mempunyai fungsi yang penting dalam tanah. Antara lain pada proses pelapukan mineral dan bahan organik tanah, yaitu reaksi yang mempersiapkan hara larut bagi pertumbuhan tanaman. Selain itu, air juga berfungsi sebagai media gerak hara ke akar akar tanaman. Akan tetapi, jika air terlalu banyak tersedia, hara-hara dapat tercuci dari daerah-daerah perakaran atau bila evaporasi tinggi, garam-garam terlarut mungkin terangkat kelapisan tanah atas. Air yang berlebihan juga membatasi pergerakan udara dalam tanah, merintangi akar tanaman memperoleh O2 sehingga dapat mengakibatkan tanaman mati. Kandungan air tanah dapat ditentukan dengan beberapa cara. Sering dipakai istilah-istilah nisbih, seperti basah dan kering. Kedua-duanya adalah kisaran yang tidak pasti tentang kadar air sehingga istilah jenuh dan tidak jenuh dapat diartikan yang penuh terisi dan yang menunjukkan setiap kandungan air dimana pori-pori belum terisi penuh. Jadi yang dimaksud dengan kadar air tanah adalah jumlah air yang bila dipanaskan dengan oven yang bersuhu 105oC hingga diperoleh berat anah kering yang tetap.
Dua fungsi yang saling berkaitan dalam penyediaan air bagi tanaman yaitu memperoleh air dalam tanah dan pengaliran air yang disimpan ke akar-akar tanaman. Berat jenis partikel dari suatu tanah memperlihatkan kerapatan dari partikel secara keseluruhan. Hal ini menunjukkan sebagai perbandingan massa total dari partikel padatan dengan total volume dan tidak termasuk ruang pori diantara partikel (termasuk berat air dan udara). Besarnya berat jenis partikel bahan organik umumnya berkisar antara 1,3 sampai 1,5 gram persentimeter kubik.
Dari uraian diatas terlihat jelas bahwa peranan tanah sangat penting bagi kehidupan. Bagaimana ia menutrisi tumbuhan agar dapat dikonsumsi manusia.

1. 2       Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah mengetahui sifat fisik tanah secara rinci. Mulai dari kadar air, Bulk Desity dan ruang Pori tanah yang kemudian dapat dipelajari bagaimana mekanisme penetapan ketiganya agar dapat diaplikasikan di lapangan.













BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1         Kadar Air
Sebagian besar air yang diperlukan oleh tumbuhan berasal dari tanah. Air ini harus tersedia pada saat tumbuhan memerlukannya. Kebutuhan air setiap tumbuhan berbeda. Tumbuhan air memerlukan air lebih banyak dibandingkan jenis tumbuhan lainnya.  Air merupakan substansi yang paling umum di atas bumi dan diperlukan untuk semua kehidupan. Penyediaan air tawar dalam jangka waktu lama selama terus-menerus sama dengan presipitasi (hujan) tahunan yang rata-ratanya 26 inci (650 mm) untuk permukaan lahan dunia. Air dibagikan tidak merata oleh curah hujan, berubah bentuk, berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya dan dapat tercemar (Hanafiah 2014). Kadar air tanah adalah konsentrasi air dalam tanah yang biasanya dinyatakan dengan berat kering. Kadar air pada kapasitas lapang adalah jumlah air yang ada dalam tanah sesudah kelebihan air gravitasi mengalir keluar dan dengan nyata, biasanya dinyatakan dengan persentase berat. Kadar air pada titik layu permanen adalah yang dinyatakan dengan persentase berat kering. Pada saat daun tumbuhan yang terdapat dalam tanah tersebut mengalami pengurangan kadar air secara permanen sebagai akibat pengurangan persediaan kelembaban tanah (Sutanto 2005).
Air mempunyai fungsi yang penting dalam tanah, antara lain pada proses pelapukan mineral dan bahan organik tanah, yaitu reaksi yang mempersiapkan hara larut bagi pertumbuhan tanaman. Selain itu, air juga berfungsi sebagai media gerak hara ke akar-akar tanaman. Akan tetapi, jika air terlalu banyak tersedia, hara-hara dapat tercuci dari daerah-daerah perakaran atau bila evaporasi tinggi, garam-garam terlarut mungkin terangkat kelapisan tanah atas. Air yang berlebihan juga membatasi pergerakan udara dalam tanah, merintangi akar tanaman memperoleh O2 sehingga dapat mengakibatkan tanaman mati (Sutanto, 2005).  Kadar air tanah adalah konsentrasi air dalam tanah yang biasanya dinyatakan dengan berat kering. Kadar air tanah dapat dinyatakan dalam persen volume yaitu persentase volume air terhadap volume tanah.
Cara ini mempunyai keuntungan karena dapat memberikan gambaran tentang ketersediaan air bagi tanaman pada volume tanah tertentu. Cara penetapan kadar air dapat dilakukan dengan sejumlah tanah basah dikering ovenkan dalam oven pada suhu 100 °C – 110 °C untuk waktu tertentu(Hakim, 1986). Air yang hilang karena pengeringan merupakan sejumlah air yang terkandung dalam tanah tersebut. Air irigasi yang memasuki tanah mula-mula menggantikan udara yang terdapat dalam pori makro dan kemudian pori mikro. Jumlah air yang bergerak melalui tanah berkaitan dengan ukuran pori-pori pada tanah. Penentuan kandungan air dalam tanah dapat ditentukan dengan istilah nisbi, seperti basah dan kering dan istilah jenuh atau tidak jenuh (Hakim, 1986). Jumlah air yang ditahan oleh tanah dapat dinyatakan atas dasar berat atau isi.Air tambahan berikutnya akan bergerak ke bawah melalui proses penggerakan air jenuh.Penggerakan air tidak hanya terjadi secara vertikal tetapi juga horizontal.Tanaman yang ditanam pada tanah pasir umumnya lebih mudah kekeringan daripada tanah-tanah bertekstur lempung atau liat. Kondisi kelebihan air ataupun kekurangan air dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. Gaya gravitasi tidak berpengaruh terhadap penggerakan horizontal (Hakim, 1986).
Kadar air dalam tanah tergantung pada banyaknya curah hujan, kemampuan tanah menahan air, besarnya evapotranspirasi, kandungan bahan organik. Hal ini terkait dengan pengaruh tekstur terhadap proporsi bahan koloidal, ruang pori dan luas permukaan adsorptif, makin halus teksturnya akan makin banyak, sehingga makin besar kapasitas menyimpan air (Hanafiah, 2014). Faktor iklim dan tanaman juga menentukan kadar dan ketersediaan air tanah. Faktor iklim yang berpengaruh meliputi: curah hujan, temperatur, dan kecepatan angin. Ketersediaan air dalam tanah dipengaruhi: banyaknya curah hujan atau air irigasi, kemampuan tanah menahan air, besarnya evapotranspirasi (penguapan langsung melalui tanah dan melalui vegetasi), tingginya muka air tanah, kadar bahan organik tanah, senyawa kimiawi atau kandungan garam-garam, dan kedalaman solum tanah atau lapisan tanah (Madjid, 2010). Air tersedia biasanya dinyatakan sebagai air yang terikat antara kapasitas lapangan dan koefisien layu. Kadar air yang diperlukan  untuk tanaman juga bergantung pada pertumbuhan tanaman dan beberapa bagian profil tanah yang dapat digunakan oleh akar tanaman.
2.2         Bulk Density
Bulk Density atau kerapatan lindak atau bobot isi atau bobot volume menunjukkan perbandingan antara berat tanah kering dengan volume tanah dan termasuk volume pori-pori tanah diantaranya. Bulk density merupakan petunjuk kepadatan tanah. Makin padat suatu tanah makin tinggi bulk density, berarti makin sulit meneruskan air atau ditembus akar. Pada umumnya bulk density berkisar dari 1,1-1,6g/cc. Beberapa jenis tanah mempunyai bulk density kurang dari 0,90 g/cc (misalnya tanah andisol), bahkan ada yang kurang dari 0,10 g/cc (misalnya tanah gambut). Bulk Density penting untuk menghitung kebutuhan pupuk atau air untuk tiap-tiap hektar tanah, yang didasarkan pada berat tanah per hektar (Harjdowigeno, 2003). Bulk density atau kerapatan massa tanah banyak mempengaruhi sifat fisik tanah, seperti porositas, kekuatan, daya dukung, kemampuan tanah menyimpan air, drainase, dll. Sifat fisik tanah ini banyak bersangkutan dengan penggunaan tanah dalam berbagai keadaan. Menghitung kerapatan butir tanah, berarti menentukan kerapatan partikel tanah dimana pertimbangan hanya diberikan untuk partikel yang solid. Oleh karena itu kerapatan partikel setiap tanah merupakan suatu tetapan dan tidak bervariasi menurut jumlah ruang partikel.
Untuk kebanyakan tanah mineral kerapatan partikelnya rata–rata sekitar 2,6 gram/cm3. Kandungan bahan organik di dalam tanah sangat mempengaruhi kerapatan butir tanah, akibatnya tanah permukaan biasanya kerapatan butirnya lebih kecil dari subsoil. Meskipun demikian kerapatan butir tanah tidak banyak berbeda. Jikaberbeda maka terdapat variasi yang harus mempertimbangkan kandungan tanah organik(Madjid, 2010).  Bulk density sangat berhubungan erat dengan particle density jika particle density tanah sangat besar maka bulk density juga besar pula, hal ini dikarenakan partikel density berbanding lurus dengan bulk density, namun apabila sebuah tanah memilki tingkat kadar air yang tinggi maka partikel density dan bulk density akan rendah hal ini dikarenakan partikel density berbanding terbalik dengan kadar air, dapat kita buktikan apabila di dalam suatu tanah memilki tingkat kadar air yang tinggi dalam menyerap air maka kepadatan tanah juga akan rendah karena pori-pori di dalam tanah besar memberi ruang air untuk mengalir memenuhi pori-pori dalam berbagai jenis dan sifat tanahnya.
Bulk density dipengaruhi oleh tekstur, struktur dan kandungan bahan organik.Bulk Density dapat cepat berubah karena pengolahan tanah dan praktek budidaya. Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai Bulk Density salah satunya adalah Bahan organik tanah, dimana tanah dengan kandungan bahan organik tinggi akan memiliki nilai Bulk Density rendah begitupula sebaliknya, selain itu Bulk Density juga dipengaruhi oleh tekstur tanah, kadar air tanah dan bahan mineral tanah (Sutedjo, 2002). Nilai dari berat volume Bulk Density dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya kandungan bahan organik tanah, porositas dan kepadatan tanah. Untuk tanah   berstruktur halus  mempunyai porositas tinggi dan berat tanah yang lebih rendah dibandingkan tanah berpasir. Bahan organik memperkecil berat volume tanah, karena bahan organik jauh lebih ringan dari pada mineral bahan organik  yang memperbesar porositas (Hardjowigeno, 2003).  Tanah-tanah organik memiliki kerapatan massa yang sangat rendah dibanding dengan tanah-tanah mineral. Variasi-variasi yang ada perlu diperhatikan tergantung pada bahan organik dan kelembaban tanah. Berat isi menggambarkan keadaan, struktur dan porositas tanah.
Pengaruh sifat-sifat fisik tanat dapat dinilai dari kaitan-kaitan pertumbuhan tanaman dengan berat isi tanah. Bahan organik memperkecil berat isi karena bahan organik jauh lebih ringan dari pada mineral, dan bahan organik memperbesar porositas tanah. (Madjid, 2010). Timbulnya proses pembentukan struktur di horizon-horizon bagian atas dari bahan induk ini mengakibatkan Bulk Density lebih rendah dari batuan induk itu sendiri. Tanah-tanah organik memiliki nilai Bulk Density yang rendah dibandingkan dengan tanah mineral. Tergantung dari sifat-sifat bahan organik yang menyusun tanah organik itu, dan kandungan air pada saat pengambilan contoh, maka biasanya Bulk Density itu berkisar antara 0,2–0,6 gr/cm3. Bahan organik memperkecil berat isi tanah karena bahan organik jauh lebih ringan daripada mineral. Berat isi ditentukan oleh porositas dan padatan tanah(Andri, 2011)Semakin masuk ke dalam profil tanah, kerapatan massa tanah semakin naik. Tampaknya ini akibat dari kandungan bahan organik yang rendah dan penimbunan alat serta pemadatan yang disebabkan oleh berat lapisan atasnya. Tanah semakin mendapat tekanan dan akhirnya mempengaruhi penentuan kebutuhan air irigasi pemupukan dan, pengolahan tanah. (Sutedjo,2002).
2.3         Ruang Pori Total
Porositas perlu diketahui karena merupakan merupakan gambaran aerasi dan drainase tanah. Banyaknya ukuran pori-pori tanah memegang peranan penting dalam mekanisme penyerapan air dalam tanah, sifat-sifat Porositas dapat berpengaruh bagi pertumbuhan dan perkembangan organism yang di budidayakan karena didalam tanah terdapat sejumlah ruang pori yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Kelancaran aerasi dan drainase tanah sangat tergantung pada pori tanah yang terdapat pada tanah tersebut. Tanah yang mempunyai tingkat Porositas yang akan mendatangkan aerasi dan drainase yan lebih lancar bila dibandingkan dengan tanah yang mempunyai porositas yang lebih rendah. Untuk menentukan tingkat porositas tersebut perlu diadakan analisa terhadap tanah tentang Bulk Density dan Particle Density. Berdasarkan kepada nilai Bulk Density dan Particle Density inilah dapat ditentukan tingkat Porositas satu tanah.Berdasarkan uraian diatas , maka perlu diadakan percobaan tentang porositas tanah untuk mengetahui tingkat porositas dari tanah yang diambil, sebab porositas tanah mempengaruhi aerasi dan drainase tanah.
Kerapatan ruang pori adalah bobot kering, suatu isi tanah dalam keadaan utuh yang dinyatakan dalam g/cm3. Isi tanah terdiri dari bahan padatan dan isi ruangan diantaranya. Bagian isi tanah yang tidak berisi oleh bahan padat, baik bahan mineral maupun bahan organik disebut ruang pori tanah. Ruang pori tanah adalah isi seluruh pori-pori dalam suatu isi tanah yang utuh yang dinyatakan dalam persen, yang terdiri atas ruang diantara zarah pasir (sand), debu (silt), liat (clay) serta ruang diantara agregat-agregat tanah. Pori tanah adalah ruang-ruang yang terletak antara padatan bahan tanah. Pori tanah diklasifikasikan berdasar pada ukuran yang setara ruang antar bahan padat tanah. Pengklasifikasian pori tanah dapat dilaksanakan dengan menganggap pori tanah ini sebagai badan tunggal di dalam tubuh tanah. Antar poribesar berukuran setara akan dihubungkan oleh sekumpulan pori-pori berukuran sangat kecil. Pada susunan padat sederhana butiran pasir, dengan pori yang berbentuk dan berukuran serupa, saling berhubungan, maka bidang kerut-tegas yang terlihat dianggap sabagai batas dari suatu pori.
Pori dengan O < 30 mikron berperan penting bagi jasad renik tanah dan tanaman, pori dengan O 30-100 mikron penting pada fenomena pergantian udara tanah dan cadangan untuk transpot dan pengagihan air tanah, dan pori dengan O > 100 mikron berperan besar dalam mempercepat laju penetrasi udara ke bagian tubuh tanah sebelah dalam, serta mempercepat pelaluan air. Pori tanah dapat dikelompokkan menjadi delapan kategori, yaitu packing void yang terdiri dari simple packing dan compoud packing, vugh, vesicle, channel dan chamber, plane yang terdiri dari joint, craze dan skew  (Poerwowidodo, 1990). Sifat-sifat fisika tanah berhubungan erat dengan kelayakan pada banyak penggunaan (yang diharapkan dari) tanah. Kekokohan dan kekuatan pendukung, drainase dan kapasitas penyimpanan air, plastisitas, kemudian kemudahan ditembus akar, aerasi, dan penyimpanan hara tanaman semuanya secara erat berkaitan dengan kondisi fisika tanah.
Erat kaitannya bahwa jika seseorang berhadapan dengan tanah dia harus mengetahui sampai berapa jauh dan dengan cara apa sifat-sifat tersebut dapat diubah. Hal ini berlaku apakah tanah itu akan digunakan sebagai medium untuk pertumbuhan tanaman atau sebagai bahan struktural dalam pembangunan. Bobot merupakan kerapatan tanah per satuan volume yang dinyatakan dalam dua batasan yaitu : Kerapatan partikel (bobot partikel, BP) adalah bobot massa partikel padat per satuan volume tanah, biasanya tanah mempunyai kerapatan partikel 2,6 g/cm3. Kerapatan massa (bobot isi, BI) adalah bobot massa tanah kondisi lapangan yang dikering-ovenkan per satuan volume. Nilai kerapatan massa tanah berbanding lurus dengan tingkat kekasaran partikel-partikel tanah, makin besar akan makin berat  (Henry D. Foth, 1994). Porositas tinggi hanya jika bahan organik tinggi.tanah-tanah dengan struktur granuler atau remah, mempunyai porositas yang lebih tinggi daripada tanah-tanah dengan struktur massive (pejal). Tanah dengan struktur pasir banyak mempunyai pori-pori makro sehingga sulit menahan air. Air terus mengalir memenuhi rongga sehingga kadar air pada tanah tersebut meningkat atau kadar airnya tingi. Inilah yang digunakan dalam penelitian. Nama lainnya adalah permeabilitas dimana pemeabilitas merupakan kemampuan tanah atau bahan berpori untuk dapat dilalui air atau menyerap air.


















BAB 3
METODOLOGI

3.1              WAKTU DAN TEMPAT
3.1.1        Waktu
Praktikum Biofisika dan Mekanika Tanah ini dilaksanakan pada 24-28 September 2017 dengan kegiatan sebagai berikut :
a.    24 September 2017             : Pengambilan sampel tanah di lahan
b.    25-26 September 2017       : Perendaman sampel tanah
c.    27 September 2017             : Pengeluaran sampel dari oven dan pengujian KA
                                                  BD, dan RPT.

3.1.2        Tempat
Tempat pelaksanaan praktikum Biofisika dan Mekanika Tanah ini adalah di Jurusan Teknologi Pertanian, Universitas Sriwijaya dengan rincian perjalanan sebagai berikut : 1). Pengambilan sampel tanah di lahan. 2). Pengujian sampel tanah di Laboratorium Teknologi Pertanian.

3.2              ALAT DAN BAHAN
Adapun alat dan bahan yang digunakan untuk praktikum kali ini adalah : 1). Air Mineral (Aqua), 2). Cangkul, 3). Ember, 4). Gunting, 5). Kain Kasa, 6). Karet Gelang, 7). Linggis, 8), Nampan, 9). Neraca Analitik, 10). Oven, 11). Palu, 12). Papan, 13). Patok, 14). Pisau, 15). Plastik, 16 ). Ring Sampel, 17). Tali Rafia, 18). ATK.
            Adapun bahan yang kami gunakan pada praktikum kali ini adalah sampel tanah.

3.3              PROSEDUR KERJA DAN PENETAPAN KA BD RPT
1.      Siapkan alat dan bahan untuk pengambilan sampel tanah
Untuk penambilan sampel tanah :
a.    Bersihkan permukaan kemudian gali sedalam 5-10 cm.
b.    Rapikan/ratakan permukaannya.
c.    Letakkan ring sampel dan pukul dengan papan hingga ring sampel terbenam sempurna.
d.   Tumpuk ring sampel diatas ring sampel yang telah terbenam hingga membentuk dua lapisan.
e.    Angkat kedua ring sampel saat keduanya telah benar-benar terbenam.
f.     Rendam sampel tersebut dengan jangka waktu 1x24 jam.
Untuk pengambilan data KA, BD dan RPT :
a.    Siapkan alat dan bahan yan diperlukan
b.    Nyalakan neraca analitik
c.    Timbang cawan petri untuk mengetahui berat cawan
d.   Tuntaskan sampel dari air dan lepaskan kain kasa pada ring sampel
e.    Timbang lagi cawan petri beserta ring sampelnya.
f.     Letakkan cawan petri dan ring sampel ke dalam oven, tunggu hingga 1x24 jam.
g.    Setelah 24 jam, angkat dan timbang kembali untuk menentukan BTK.
h.    Setelah mengetahui BTK, bersihkan tanah pada ring untuk kemudian ring sampel ditimbang untuk mendapatkan berat ring.
i.      Setelah semua perlakuan selesai hitung jumlah KA, BD dan RPT.










BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
       LAPISAN 1 (L1)                 LAPISAN 2 (L2)
BTBM                      = 272, 40 g                    BTBM            = 276, 12 g
BTKM                      = 193, 97 g                    BTKM            = 196, 70 g
       V(volume ring)          = π .R2.T
       = 3.14 x (2.75)2x 5
       = 118,73 cm3
       PD = 2,65

4.1.1. Kadar Air
KA L1 = BTBM – BTKM x 100%                    KA L2 = BTBM – BTKM x 100% 
       BTKM            BTKM
                     =  272, 40 – 193,97 x 100%                        = 276, 12  – 196,70x 100%
                                           193,97                                                            196,70
       = 40,4 %                                                                  = 40,3 %
4.1.2. Bulk Density
       BD L1 = BTKM                       BD L2 = BTKM
       V                                                                  V
                                                         = 193, 97........................................ = 196,70
                                                          118, 73...........................................    118,73
       = 1,63gr/cm3                                         = 1,65 gr/cm3

4.1.3. Ruang Pori Total
RPT L1         = 1 – BD x 100%                          RPT     = 1 – BD x 100%
              PD         PD
       = 1 - 1,63 x 100%                                                    = 1 - 1,65 x 100%
                   2,65                                                              2,65
       = 39 %   = 38 %

4.2  Pembahasan
Berdasarkan perhitungan diatas diperolehlah hasil yang beragam pada kedua lapisan tanah. Untuk lapisan pertama diperoleh hasil BTBM sebesar 272,40 g, BTKM sebesar 193,97 g dengan Volume Ring sebesar 118,73 Sedangkan pada lapisan kedua diperoleh BTBM sebesar 276,12 g dengan BTKM sebesar 196, 70 g. Dari hasil diatas diperolehlah PD sebesar 2,65. Pengukuran yang pertama adalah pengukuran kadar air. Pada lapisan 1 diperoleh kadar air sebesar 40,4 %. Sedangkan pada lapisan dua diperoleh kadar ar sebesar 40,3 %. Untuk bulk density, pada lapisan satu diperoleh BD sebesar 1,63 %. Sedangkan pada lapisan kedua diperoleh BD sebesar 1,65 %. Pengukuran yang ketiga adalah pengukuran RPT atau ruang pori tanah, untuk tanah lapisan satu diperoleh RPT sebesar 39% sedangkan pada lapisan kedua diperoleh RPT sebesar 38%. Hasilnya sangat beragam, dipengaruhi oleh banyaknya faktor seperti faktor lingkungan dan praktikan sendiri. Dari perhitungan yang diperoleh, didapatlah kesimpulan bahwa antara lapisan satu dan dua memiliki komponen pengukuran yang hampir sama. Baik dari segi kadar air, bulk density maupun ruang pori total. Dari segi massa pun demikian. Jumlah gram dari masing-masing lapisan hampir sama. Persentase error dari tiap-tiap pengukuran dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya faktor lingkunan dan praktikan itu sendiri.
Faktor lingkungan dapat dicontohkan seperti cuaca yang terlalu terik sehingga kadar air pada sampel berkurang sebelum diamati. Faktor kedua yang menyebabkan persen error adalah faktor human error, misalnya kurannya teliti praktikan pada saat pengamatan, perendaman dan pengovenan oven yang kurang maksimal. Oleh sebab itu, kehati-hatian dalam praktikum sangat dibutuhkan untuk meminimalisir terjadinya persen error. Selain itu faktor lingkungan juga harus diperhatikan. Tujuannya agar sampel yang diambil sesuai, baik dari segi kebutuhan dan teoritisnya sehingga  persen error bisa diminimalkan. Pada praktikum kali ini, hal yang benar-benar harus diperhatikan adalah pada saat pengambilan tanah (sampel). Maksudnya, tanah atau sampel yang diambil harus benar-benar terdiri dari dua lapisan. Bukan dua ring dengan satu lapisan saja. Hal inilah yang kadang membuat pengukuran dari kedua sampel memiliki pengukuran yang hampir sama. Baik dari segi kadar air, bulk density sampai ruang pori total. Faktor kedua tak kalah penting untuk diperhatikan adalah pemilihan tempat penggalian. Penggalian sebaiknya tidak dilakukan pada tanah yang lembab, apalagi basah seperti di pesisir laut.
Faktor lain yang harus juga diperhatikan adalah kesiapan alat dan bahan seperti cangkul, papan dan bahan penting lainnya. Selain itu pengalian tanah juga harus diperhatikan, penggalian yang sembarangan dapat mempengaruhi kerapatan dan pori-pori tanahnya. Tanah juga harus steril, maksudnya tidak terganggu atau terusik. Hal lain yang harus juga diperhatikan adalah pengambilan agregat tanah, kehati-hatian dalam pengumpulan agregat harus dilakukan, pori-pori bisa berubah jika pengambilan agregat tanahnya dilakukan secara sembarangan. Penyimpanan dan pengovenan sampel pun tak kalah penting untuk diperhatikan karena penyimpanan ditempat yang tidak sesuai dapat mempengaruhi seluruh komponen yang ada didalamnya. Apalagi pada proses pengovenan, suhu yang terlalu tinggi dapat mengurangi kadar air jauh lebih cepat atau tidak sesuai dengan yang diharapkan. Selain pengovenan, cara lain yang dapat dilakukan dalam pengeringan agregat tanah adalah dengan proses kering angin. Maksudnya tanah tidak mengalami proses pemanasan yang berarti. Lain halnya dengan proses pengovenan yang memakan waktu lebih lama sehingga efektifitas pengukurannya terbilang rendah.
Dari berbagai penjabaran diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa komponen yang dapat mempengaruhi kesalahan dalam pengamatan ada dua. Pertama dari faktor lingkungan, kedua faktor human error atau faktor yan disebabkan oleh praktikannya sendiri. Faktor lingkungan dapat dicontohkan seperti cuaca yang tidak sesuai dengan teori yang dibutuhkan. Sedangkan faktor praktikan atau individu dapat dicontohkan seperti kesiapan alat dan bahan yang kurang baik, pemilihan lahan yang kurang tepat, pengalian lahan yang terlalu dalam atau tidak sesuai dengan teori yang dibutuhkan. Faktor selanjutnya yang juga mempengaruhi adalah faktor pemindahan sampel, baik dari lahan ke wadah atau dari wadah ke laboratorium pengamatan. Proses perendaman dan pengovenan juga berpengaruh. Perendaman yang terlalu lama dapat mengganggu proses pengamatan. Pengovenan yang terlalu lama juga dapat mengurangi kadar air yang sesungguhnya. Pada proses penghomogenan pun demikian. Proses pengukuran massa mengunakan neraca analitik harus benar-benar diperhatikan. Kesalahan satu angka saja dapat mempengaruhi pengamatan secara menyeluruh. Baik dari segi KA, BD dan RPT. Mulai dari pengukuran berat tanah basah mutlak, berat tanah kering mutlak dan lain sebagainya. Perbedaan dari kedua lapisan juga harus benar-benar diperhatikan karena masing-masing lapisan terletak pada baris atau baian tanah yang memang berbeda.


















BAB 5
PENUTUP

5.1 KESIMPULAN
1.      Kedua lapisan yang diamati memiliki pengukuran yang hampir sama, baik dari pengukuran kadar air, bulk density sampai pengukuran ruang pori total.
2.      Faktor yan harus diperhatikan pada saat pengamatan adalah faktor kesediaan alat dan bahan, karena satu saja alat dan bahan kurang dapat mempengaruhi keakuratan penilaian.
3.      Kadar air tanah dipengaruhi oleh kelembapan dari lahan atau lokasi pengambilan sampel.
4.      Ruang pori tanah dipengaruhi oleh terusik atau tidaknya tanah.
5.      Semakin terusik tanah maka kerapatannya akan terganggu.

5.2         SARAN

Sebaiknya sebelum melakukan praktikum alat dan bahan harus dipersiapkan terlebih dahulu Sehingga waktu praktikum dapat lebih efektif.  Selain itu harus diperhatikan juga lahan atau lokasi pengambilan sampel. Karena lahan yang terlalu basah dapat mempengaruhi kadar air dari masing-masing lapisan.

Komentar

Postingan Populer