Makalah Praktikum Sistem Informasi dan Geografis

MAKALAH PRAKTIKUM
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS




logo-unsri

MERI SURANTI
05021281621046




JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2017
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb
            Alhamdulillah, puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah swt. karena atas rahmat dan karunia-Nya lah makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Tak lupa pula shalawat serta salam kita haturkan kepada Nabi kita Muhammad Saw. Semoga kita tetap menjadi pengikutnya hingga akhir zaman. Aamiin. Makalah ini dibuat serapi mungkin dengan tujuan memberikan pengetahuan dan pemahaman mengenai sistem informasi geografis. Harapan penulis setelah pembuatan laporan ini, generasi penerus kami dapat menjadikan laporan ini sebagai referensi. Yakni sebagai acuan dalam pembuatan laporan sehingga penyusun materi akan terhidar dari berbagai kesalahan yang bisa terjadi kapan saja dan dimana saja.
Wassalamu’alaikum wr.wb


Indralaya,   Oktober  2017


    Penulis             







BAB 1
PENDAHULUAN
1.1         Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara dengan letak geografis yang luas. Selain luas, Indonesia diliputi oleh berbagai kekayaan alam dengan kenampakan alam yang patut digambarkan untuk memperjelas dan mempermudah pengamatan, khususnya kenampakan alam dari segi fisik seperti daratan dan lautan. Salah satu sistem yang dapat digunakan untuk menggambarkan kenampakan luasan Indonesia adalah sistem informasi geografis. Sistem informasi geografis (SIG) pertama pada tahun 1960 yang bertujuan untuk menyelesaikan permasalahan geografis. Setelah empat puluh tahun, perkembangan GIS berkembang tidak hanya bertujuan untuk menyelesaikan permasalahan geografi saja tetapi sudah merambah ke berbagai bidang seperti analisis penyakit epidemik (demam berdarah), analisis kejahatan (kerusuhan), navigasi dan vehicle routing (lintasan terpendek), analisis bisnis (sistem stock dan distribusi), urban (tata kota) dan regional planning (tata ruang wilayah), peneliti: spatial data exploration, utility (listrik, PAM, telpon) inventory and management, pertahanan (military simulation), dll. GIS merupakan akronim dari “Geography”Istilah ini digunakan karena  GIS dibangun berdasarkan pada ‘geografi’ atau ‘spasial’.Object ini mengarah  pada spesifikasi lokasi dalam suatu space. Objek bisa berupa fisik, budaya atau ekonomi alamiah. Penampakan tersebut ditampilkan pada suatu peta untuk memberikan gambaran yang representatif dari spasial suatu objek sesuai dengan Lisensi Dokumen.

1.2         Tujuan
1.             Mengetahui sejarah GIS.
2.             Mengetahui definisi GIS.
3.             Mengetahui karakteristik dan komponen GIS.
4.             Mengetahui fungsi utama SIG.
5.             Mengetahui penerapan GIS.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1         Sejarah GIS
Sistem ini pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1972 dengan nama Data Banks for Development. Munculnya istilah Sistem Informasi Geografis seperti sekarang ini setelah dicetuskan oleh General Assembly dari International Geographical Union di Ottawa Kanada pada tahun 1967. Dikembangkan oleh Roger Tomlinson, yang kemudian disebut CGIS (Canadian GIS-SIG Kanada). CGIS digunakan untuk menyimpan, menganalisa dan mengolah data yang dikumpulkan untuk inventarisasi Tanah Kanada (CLI-Canadian Land Inventory) yang merupakan sebuah inisiatif untuk mengetahui kemampuan lahan di wilayah pedesaan Kanada dengan memetakan berbagai informasi pada tanah, pertanian, pariwisata, alam bebas, unggas dan penggunaan tanah pada skala 1:250000. Sejak saat itu Sistem Informasi Geografis berkembang di beberapa benua terutama Benua Amerika, Benua Eropa, Benua Australia, dan Benua Asia.
Dalam sejarahnya penggunaan SIG modern (berbasis computer, digital) dimulai sejak tahun 1960-an. Pada saat itu untuk menjalankan perangkat SIG diperlukan computer mainframe khusus dan mahal. Dengan perkembangan computer PC, kecanggihan CPU, dan semakin murahnya memori, sekarang SIG tersedia bagi siapapun dengan harga murah. Sistem informasi geografis (SIG) pertama pada tahun 1960 yang bertujuan untuk menyelesaikan permasalahan geografis. 40 tahun kemudian perkembangan GIS berkembang tidak hanya bertujuan untuk menyelesaikan permasalahan geografi saja tetapi sudah merambah ke berbagai bidang seperti: analisis penyakit epidemik (demam berdarah), analisis kejahatan (kerusuhan), navigasi dan vehicle routing (lintasan terpendek), analisis bisnis (sistem stock dan distribusi), urban (tata kota) dan regional planning (tata ruang wilayah), peneliti: spatial data exploration, utility (listrik, PAM, telpon) inventory and management pertahanan (military simulation), dan lain sebagainya.

2.2         Definisi SIG
Definisi SIG telah mengalami perkembangan. Berikut adalah beberapa definisi SIG yang telah dikemukakan  para ahli :
1.    Marbel et al (1983), SIG merupakan sistem penanganan data keruangan.
2.    Burrough (1986), SIG adalah sistem berbasis komputer yang digunakan untuk memasukan, menyimpan, mengelola, menganalisis dan mengaktifkan kembali data yang mempunyai referensi keruangan untuk berbagai tujuan yang berkaitan dengan pemetaan dan perencanaan.
3.    Berry (1988), SIG merupakan sistem informasi, referensi internal, serta otomatisasi data keruangan.
4.    Aronoff (1989), SIG adalah suatu sistem berbasis komputer yang memiliki kemampuan dalam menangani data bereferensi geografi yaitu pemasukan data,   manajemen data (penyimpanan dan pemanggilan kembali), manipulasi dan analisis data, serta keluaran sebagai hasil akhir (output). Hasil akhir (output) dapat dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan pada masalah yang berhubungan dengan geografi.
5.    Gistut (1994), SIG adalah sistem yang dapat mendukung pengambilan keputusan spasial dan mampu mengintegrasikan deskripsi-deskripsi lokasi dengan karakteristik-karakteristik fenomena yang ditemukan di lokasi tersebut. SIG yang lengkap mencakup metodologi dan teknologi yang diperlukan yaitu data spasial, perangkat keras, perangkat lunak dan struktur organisasi.
6.    Chrisman (1997), SIG adalah sistem yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, data, manusia (brainware), organisasi dan lembaga yang digunakan untuk mengumpulkan, menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan informasi-informasi mengenai daerah-daerah di permukaan bumi. SIG mempunyai kemampuan untuk menghubungkan berbagai data pada suatu titik tertentu di bumi, menggabungkannya, menganalisa, dan akhirnya memetakan hasilnya. Data yang diolah pada SIG adalah data spasial yaitu sebuah data yang berorientasi geografis dan merupakan lokasi yang memiliki sistem koordinat tertentu, sebagai dasar referensinya. Sehingga aplikasi SIG dapat menjawab beberapa pertanyaan seperti lokasi,kondisi, tren, pola dan pemodelan. Kemampuan inilah yang membedakan SIG dengan sistem informasi lainnya.
2.3         Karakteristik dan Komponen GIS
2.3.1Karakteristik SIG
1.             Merupakan suatu sistem hasil pengembangan perangkat keras dan perangkat lunak untuk tujuan pemetaan, sehingga fakta wilayah dapat disajikan dalam satu sistem berbasis komputer.
2.             Melibatkan ahli geografi, informatika dan komputer, serta aplikasi terkait.
3.             Masalah dalam pengembangan meliputi: cakupan, kualitas dan standar data, struktur, model dan visualisasi data, koordinasi kelembagaan dan etika, pendidikan, expert system dan decision support system serta penerapannya
4.             Perbedaannya dengan Sistem Informasi lainnya: data dikaitkan dengan letak geografis, dan terdiri dari data tekstual maupun grafik
5.             Bukan sekedar pengubahan peta konvensional (tradisional) ke bentuk peta dijital untuk kemudian disajikan (dicetak / diperbanyak) kembali
6.             Mampu mengumpulkan, menyimpan, mentransformasikan, menampilkan, memanipulasi, memadukan dan menganalisis data spasial dari fenomena geografis suatu wilayah.

2.3.2   Komponen SIG
1.             Hardware
GIS membutuhkan komputer untuk penyimpanan dan pemproresan data. GIS dengan skala yang kecil hanya membutuhkan PC (personal computer) yang kecil dan sebaliknya. Ketika GIS yang di buat berskala besar di perlukan spesifikasi komputer yang besar pula serta host untuk client machine yang mendukung penggunaan multiple user. Hal tersebut disebabkan data yang digunakan dalam GIS baik data vektor maupun data raster penyimpanannya membutuhkan ruang yang besar dan dalam proses analisanya membutuhkan memori yang besar dan prosesor yang cepat. Untuk mengubah peta ke dalam bentuk digital diperlukan hardware yang disebut digitizer. Alat masukan data (digitizer, scanner, keyboard omputer, CD reader, diskette reader) Alat penyimpan dan pengolah data (komputer dengan hard disk-nya, tapes or cartridge unit, CD writer) Alat penampil dan penyaji keluaran/informasi (monitor komputer, printer).

2.             Software
Dalam pembuatan GIS di perlukan software yang menyediakan fungsi tool yang mampu melakukan penyimpanan data, analisis dan menampilkan informasi geografis. Dengan demikian, elemen yang harus terdapat dalam komponen software GIS adalah:
a.    Tool untuk melakukan input dan transformasi data geografis
b.    Sistem Manajemen Basis Data (DBMS)
c.    Tool yang mendukung query geografis, analisa dan visualisasi
d.   Graphical User Interface (GUI) untuk memudahkan akses pada tool geografi.

Inti dari software GIS adalah software GIS itu sendiri mampu menyediakan fungsi-fungsi untuk penyimpanan, pengaturan, link, query dan analisa data geografi. Beberapa contoh software GIS adalah ArcView, MapInfo, ArcInfo untuk SIG; CAD system untuk entry graphic data; dan ERDAS serta ER-MAP untuk proses remote sensing data. Modul dasar perangkat lunak SIG: modul pemasukan dan pembetulan data, modul penyimpanan dan pengorganisasian data, modul pemrosesan dan penyajian data, modul transformasi data, modul interaksi dengan pengguna (input query).

3.             Data
a.             SIG merupakan perangkat pengelolaan basis data (DBMS = Data Base Management System) dimana interaksi dengan pemakai dilakukan dengan suatu sistem antar muka dan sistem query dan basis data dibangun untuk aplikasi multiuser.
b.             SIG merupakan perangkat analisis keruangan (spatial analysis) dengan kelebihan dapat mengelola data spasial dan data non-spasial sekaligus.

Selain komponen di atas, ada satu komponen yang sebenarnya tidak kalah penting yaitu Metode. Sebuah SIG yang baik adalah apabila didukung dengan metode perencanaan desain sistem yang baik dan sesuai dengan ‘’business rules’’ organisasi yang menggunakan SIG tersebut.

2.4         Fungsi Utama SIG
Berdasarkan desain awalnya fungsi utama SIG adalah untuk melakukan analisis data spasial. Adapun tugas utama dalam SIG adalah sebagai berikut
1.    Input Data
Sebelum data geografis digunakan dalam SIG, data tersebut harus dikonversi terlebih dahulu ke dalam bentuk digital. Proses konversi data dari peta kertas atau foto ke dalam bentuk digital disebut dengan digitizing. SIG modern bisa melakukan proses ini secara otomatis menggunakan teknologi scanning.
2.    Pembuatan peta
Proses pembuatan peta dalam SIG lebih fleksibel dibandingkan dengan cara manual atau pendekatan kartografi otomatis. Prosesnya diawali dengan pembuatan database. Peta kertas dapat didigitalkan dan informasi digital tersebut dapat diterjemahkan ke dalam SIG. Peta yang dihasilkan dapat dibuat dengan berbagai skala dan dapat menunjukkan informasi yang dipilih sesuai dengan karakteristik tertentu.
3.    Manipulasi data
Data dalam SIG akan membutuhkan transformasi atau manipulasi untuk membuat data-data tersebut kompatibel dengan sistem. Teknologi SIG menyediakan berbagai macam alat bantu untuk memanipulasi data yang ada dan menghilangkan data-data yang tidak dibutuhkan.
4.    Manajemen file
Ketika volume data yang ada semakin besar dan jumlah data user semakin banyak, maka hal terbaik yang harus dilakukan adalah menggunakan database management system (DBMS) untuk membantu menyimpan, mengatur, dan mengelola data.
5.    Analisis query
SIG menyediakan kapabilitas untuk menampilkan query dan alat bantu untuk menganalisis informasi yang ada. Teknologi SIG digunakan untukmenganalisis data geografis untuk melihat pola dan tren.
6.    Memvisualisasikan hasil
Peta sangat efisien untuk menyimpan dan mengkomunikasikan informasi geografis.
2.5         Penerapan GIS
Sistem Informasi Geografis dapat dimanfaatkan untuk mempermudah dalam
mendapatkan data-data yang telah diolah dan tersimpan sebagai atribut suatu lokasi atau obyek. Data-data yang diolah dalam SIG pada dasarnya terdiri dari data spasial dan data atribut dalam bentuk dijital. Sistem ini merelasikan data spasial (lokasi geografis) dengan data non spasial, sehingga para penggunanya dapat membuat peta dan menganalisa informasinya dengan berbagai cara. SIG merupakan alat yang handal untuk menangani data spasial, dimana dalam SIG data dipelihara dalam bentuk digital sehingga data ini lebih padat dibanding dalam bentuk peta cetak, tabel, atau dalam bentuk konvensional lainya yang akhirnya akan mempercepat pekerjaan dan meringankan biaya yang diperlukan. Beberapa alasan penggunaan SIG, antara lain:
a.    SIG sangat efektif dalam membantu proses-proses pembentukan, pengembangan, atau perbaikan peta mental yang telah dimiliki oleh setiap orang yang selalu berdampingan dengan lingkungan dunia nyata.
b.    SIG dapat digunakan sebagai alat bantu utama yang effektif, menarik, dan menantang dalam usaha-usaha untuk meningkatkan pemahaman, pengertian, dan pendidikan mengenai ide atau konsep lokasi, ruang (spasial), kependudukan dan unsur-unsur geografis yang terdapat dipermukaan bumi berikut data atribut terkait yang menyertainya.
c.    SIG dapat memberikan gambaran yang lengkap dan komprehensif terhadap suatu masalah nyata yang terkait spasial permukaan bumi. Semua entitas yang dilibatkan dapat divisualkan untuk memberikan informasi baik yang tersirat (implisit) maupun yang tersurat (eksplisit).
d.   SIG menggunakan baik data spasial maupun atribut secara terintegrasi hingga sistemnya dapat menjawab baik pertanyaan spasial maupun non-spasial, memiliki kemampuan analisis spasial dan non-spasial.
e.    SIG memiliki kemampuan yang sangat baik dalam memvisualkan data spasial berikut atribut-atributnya. Modifikasi warna, bentuk dan ukuran simbol yang diperlukan untuk merepresentasikan unsur-unsur permukaan bumi dapat dilakukan dengan mudah.
f.     SIG memiliki kemampuan untuk menguraikan unsur-unsur yang terdapat di permukaan bumi ke dalam bentuk layer, tematik, atau coverage data spasial.
Berikut ini adalah beberapa contoh aplikasi GIS di berbagai bidang :
a.    Pengelolaan Fasilitas : Peta skala besar, network analysis, biasanya digunakan untuk pengolaan fasilitas kota. Contoh aplikasinya adalah penempatan pipa dan kabel bawah tanah, perencanaan fasilitas perawatan, pelayanan jaringan telekomunikasi.
b.    Sumber Daya Alam: studi kelayakan untuk tanaman pertanian, pengelolaan hutan, perencanaan tataguna lahan, analisis daerah bencana alam dan analisis dampak lingkungan.
c.    Lingkungan : pencemaran sungai, danau, laut, evaluasi pengendapan lumpur di sekitar sungai, danau atau laut, pemodelan pencemaran udara, dll.
d.   Perencanaan : pemukiman transmigrasi, tata ruang wilayah, tata kota, relokasi industri, pasar, pemukiman, dll.
e.    Ekonomi dan bisnis : penentuan lokasi bisnis yang prospektif untuk bank, pasar swalayan, mesin ATM, show room, dll.
f.     Kependudukan : penyediaan informasi kependudukan, pemilihan umum, dll
g.    Transportasi: inventarisasi jaringan (seperti jalur angkutan umum), analisis rawan kemacetan dan kecelakaan, manajemen transit perencanaan rute, dll.
h.    Telekomunikasi : inventarisasi jaringan, perizinan lokasi-lokasi BTS beserta pemodelan spasialnya, sistem informasi pelanggan, perencanaan pemeliharaan dan analisis perluasan jaringan, dll.
i.      Militer : penyediaan data spasial untuk rute perjalanan logistic, peralatan perang, dll






BAB 3
PENUTUP
3.1         Kesimpulan
1.             Sistem Informasi geografi melibatkan ahli geografi, informatika dan komputer, serta aplikasi terkait.
2.             Sistem informasi geografi memiliki peranan penting, tidak hanya dalam bidang geologi tetapi juga bermanfaat terhadap lingkungan, ekonomi dan bisnis bahkan militer.
3.             Aplikasi Gis Bukan sekedar pengubahan peta konvensional (tradisional) ke bentuk peta digital, melainkan mampu mengumpulkan, menyimpan, mentransformasikan, menampilkan, memanipulasi, memadukan dan menganalisis data spasial dari fenomena geografis suatu wilayah.
4.             Perbedaan Sistem Informasi Geografi denan sistem informasi lainnya terletak pada data yang dikaitkan dengan letak geografis, dan terdiri dari data tekstual maupun grafik.
5.             Masalah dalam pengembangan meliputi: cakupan, kualitas dan standar data, struktur, model dan visualisasi data, koordinasi kelembagaan dan etika, pendidikan, expert system dan decision support system serta penerapannya.

3.2         Saran
Sebaiknya sebelum melaksanakan praktikum, dipastikan terlebih dahulu bahwa semua praktikan telah menginstal aplikasi GIS. Hal ini bertujuan agar seluruh praktikan memahami materi yan disampaikan secara menyeluruh.







DAFTAR PUSTAKA
Aniati Murni, Dr. 2001. GIS : Hardware & Software. Fakultas Ilmu Komputer , Universitas Indonesia.
Aniati Murni, Dr. 2001. GIS : Sejarah Perkembangan. Fakultas Ilmu Komputer,
Universitas Indonesia.
Aniati Murni, Dr. 2001. Sistem Inderaja dan GIS. Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Indonesia.
Denny charter, Irma Agtrisari. 2000. Desain dan Aplikasi GIS. Elexmedia Komputindo, Bandung.
Prahasta, Eddy. 2009. Sistem Informasi Geografis : Konsep-konsep Dasar (Pers-
pektif Geodesi & Geomatika). Penerbit Informatika, Bandung.













LAMPIRAN

Gbr. 1.1 Komponen Hardware Komputer
Gbr. 1.2 Komponen Hardware Komputer





Komentar

  1. Terima Kasih Mbak,
    Sukses Selalu

    BalasHapus
  2. Terima Kasih Mbak
    Materinya sangat Bagus, Apalagi di bagian Penerapan GIS di berbagai bidang,
    karna disitu di sertai contoh, jadi dapat lebih mudah dipahami,
    Dan juga saya bisa tau Sejarah" GIS, Karakteristik, Komponennya, serta Fungsi Utama.

    Terima Kasih yaa Mbak,
    Kunjungi Website saya juga ya : https://renaldig.mahasiswa.atmaluhur.ac.id
    Serta Website Kampus kami : http://www.atmaluhur.ac.id/

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer